Lhokseumawe – Pasca-penggerebekan kamp militer kelompok bersenjata di pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar, Provinsi Aceh, dua pekan lalu. Polisi di sepanjang jalan lintas Banda Aceh menuju Medan melakukan razia angkutan penumpang dengan cara memeriksa barang dan kartu identitas.
Berdasarkan pengamatan Tempo pukul 00.00 polisi menggelar razia di sejumlah tempat di lintasan Jalan Banda Aceh-Medan, seperti di depan kantor Kepolisian Sektor Muara Dua Kota Lhokseumawe dan di depan Mapolres Kota Lhokseumawe. Polisi menyetop angkutan umum dan pribadi yang berangkat dari arah Banda Aceh menuju Medan.
Polisi yang merazia memakai seragam polisi dan pakaian preman bersiaga sepanjang 150 meter dengan posisi di badan jalan dan di pinggir jalan menggunakan senapan serbu. ”Ini mengingatkan kita pada kondisi Aceh pada masa konflik, baru sebentar kita bisa bernafas, sudah ada lagi yang ginian,” ujar Marzuki, warga Lhokseumawe yang menumpang taksi L.300 dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe.
Sekitar pukul 1.30 Wib dinihari Rabu (3/3) aparat Kepolisian Sektor Padang Tiji, Kabupaten Pidie, menembak hingga tewas seorang penumpang bus angkutan antar-provinsi dari perusahaan bus Kurnia tujuan Medan Sumatera bernomor polisi BL 7344 PB.
Menurut polisi, penembakan tersebut dilakukan karena penumpang tersebut berusaha melarikan diri saat razia dan diklaim polisi sebagai teroris. Setelah menembak mati, polisi juga mengklaim mendapatkan satu pucuk senjata jenis AK-47.
Mayat tersebut bercirikan memakai baju cokelat, celana training, sepatu kets, di semanyamkan di Kepolisian Sektor Padang Tiji, Kabupaten Pidie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar